Puntung Rokok "Membantu" Memberi Mereka Makan
Daging ayam yang kita konsumsi tiap hari "bisa jadi" mengandung materi kimia berbahaya.
Filter dari puntung rokok yang dibuang sembarangan sering disalah artikan oleh banyak binatang sebagai sumber makanan. Filter rokok ini dipastikan dapat "menularkan" limbah beracun ke insan melalui proses konsumsi daging binatang yang gak sengaja memakan puntung rokok tersebut. Ujung-ujungnya dapat membuat kita sebagai konsumen tercemar materi kimia berbahaya menyerupai amonia dan cadmium yang terkandung di dalam setiap filter rokok.
Daging ayam yang kita konsumsi tiap hari "bisa jadi" mengandung materi kimia berbahaya.
Filter dari puntung rokok yang dibuang sembarangan sering disalah artikan oleh banyak binatang sebagai sumber makanan. Filter rokok ini dipastikan dapat "menularkan" limbah beracun ke insan melalui proses konsumsi daging binatang yang gak sengaja memakan puntung rokok tersebut. Ujung-ujungnya dapat membuat kita sebagai konsumen tercemar materi kimia berbahaya menyerupai amonia dan cadmium yang terkandung di dalam setiap filter rokok.
Puntung Rokok Meracuni Air
Daging ikan yang kita makan tiap hari juga rawan tercemar materi kimia berbahaya.
Sekali lagi, filter dari puntung rokok yang dibuang sembarangan sering disalah artikan oleh banyak binatang sebagai sumber makanan. Bahan kimia berbahaya yang berasal dari puntung rokok yang terurai di air mempunyai konsentrasi lebih dari 0.125 puntung per liter, atau sekitar 1 puntung rokok per setiap 2 galon air yang ada di bumi ini. Ikan hidup di air, ikan minum air, insan minum air, insan makan ikan. Makara pertanyaannya, berapa banyak puntung rokok yang gak secara pribadi sudah kita makan selama ini?
Puntung Rokok Susah TeruraiDaging ikan yang kita makan tiap hari juga rawan tercemar materi kimia berbahaya.
Sekali lagi, filter dari puntung rokok yang dibuang sembarangan sering disalah artikan oleh banyak binatang sebagai sumber makanan. Bahan kimia berbahaya yang berasal dari puntung rokok yang terurai di air mempunyai konsentrasi lebih dari 0.125 puntung per liter, atau sekitar 1 puntung rokok per setiap 2 galon air yang ada di bumi ini. Ikan hidup di air, ikan minum air, insan minum air, insan makan ikan. Makara pertanyaannya, berapa banyak puntung rokok yang gak secara pribadi sudah kita makan selama ini?
Sekitar 98% filter rokok diproses dengan substansi yang dikenal dengan "selulosa asetat", suatu bentuk dari plastik yang masih akan terus mengendap di bumi ini jauh sesudah kita mati nanti. Filter dari puntung rokok ini terang sangat meracuni sumber air bumi, termasuk juga sumber air yang mengalir ke rumah kita. Selain plastik, materi kimia berbahaya yang terkandung di puntung rokok salah satunya ialah toluene, yang biasa digunakan sebagai materi adonan bensin, juga formaldehyde, yang lazim digunakan sebagai materi pengawet mayat. Puntung Rokok Ikut "Membunuh" Anak Cucu Kita
Gak bosen-bosen TS mengingatkan, filter dari puntung rokok yang dibuang sembarangan sering disalah artikan oleh banyak binatang sebagai sumber makanan. Puntung rokok tersebut dapat tersapu oleh hujan dan dapat berakhir dimana-mana, bahkan hingga ke laut. Dan apabila konsumsi rokok di dunia ini di total setiap tahunnya, cukup untuk membuat limbah sebanyak lebih dari 4 triliun puntung rokok. Dan kalau dibiarkan, dalam waktu kurang dari satu dekade, hampir seperlima dari sumber air di bumi ini akan terkontaminasi.
Puntung Rokok Membunuh Satwa Liar dan Merusak Alam
Untuk terakhir kalinya TS mengingatkan, filter dari puntung rokok yang di...........ah sudahlah, TS pikir pesan dari kelima foto di atas sudah cukup tersirat.
"Ketika pohon terakhir telah habis ditebang,
Ketika sungai terakhir telah kering kerontang,
Ketika binatang terakhir telah punah dan hilang, Sanggupkah kita memakan puntung yang sudah banyak kita buang?”
Untuk terakhir kalinya TS mengingatkan, filter dari puntung rokok yang di...........ah sudahlah, TS pikir pesan dari kelima foto di atas sudah cukup tersirat.
"Ketika pohon terakhir telah habis ditebang,
Ketika sungai terakhir telah kering kerontang,
Ketika binatang terakhir telah punah dan hilang, Sanggupkah kita memakan puntung yang sudah banyak kita buang?”